RESUME BUKU FATHI YAKAN
“Robohnya
Dakwah di Tangan Para Dai”
BAB
1 FENOMENA KEHANCURAN GERAKAN DAKWAH
Kisah
perjuangan dakwah di Libanon memberikan kita banyak hikmah dan pelajaran yang
begitu berarti, kehancuran bangunan dakwah yang semula sudah kokoh dengan mudah
diruntuhkan oleh berbagai macam pihak baik internal maupun eksternal.
Kehancuran ini juga dipicu oleh bobroknya moral, system dan segala penunjang
keberhasilan dakwah, sehingga terjadi konflik diseluruh wilayah libanon dan
ironisnya mengatas namakan Islam.
Diantaranya ada 7 faktor yang
menyebabkan konflik di Libanon itu terjadi:
1. Ma’anah I’tiqadiyah ( Imunitas
Keimanan ) yang telah hilang
2. Terlalu mementingkan aspek kuantitas
dalam rekruitmen anggota
3. Terjadinya penggadaian organisasi oleh
pihak luar, baik sesame organisasi maupun negara
4. Tergesa-gesa dalam meraih kemenangan,
meskipun tidak diimbangi dengan sarana yang memadai
5. Munculnya pusat-pusat kekuatan.
aliran, dan sayap-sayap gerakan dalam tubuh organisasi
6. Campur tangan pihak luar
7. Lemah atau bahkan tiadanya kesadaran
politik dalam gerakan dakwah
BAB
2 APA YANG TERJADI DI NEGERI ISLAM?
Negeri
Islam saat ini pada umumnya masih lemah kepekaannya menghadapi berbagai macam
fenomena yang berupaya meruntuhkan bangunan dakwah. Hal itu disebabkan beberapa
factor yang berkaitan dengan system Islam dan system Tarbiyah, yang merupakan
factor prinsip dalam proses menegakkan aspek keyakinan, ibadah, maupun akhlak.
Secara tidak langsung kita sudah mempunyai berbagai macam penyakit yang disebabkan
oleh gagalnya memahami akan sebuah makna perbedaan pikiran dan pendapat.
Sehingga perbedaan yang terjadi menunjukkan terpecah belahnya umat islam atau
banyaknya ragam aliran gerakan (Ta’adudiyah) dan munculnya kesesatan dalam
berjamaah yang dipicu Fanatisme Tercela Semata ataupun Fanatisme kepada Lembaga
(Ashabiyah Hizbiyah) bahkan timbulnya Fanatisme yang menceraikan persatuan. Sehingga
umat dibuat bingung dengan berbagai macam aliran ini dan semakin tidak
mengetahui manakah yang mengamalkan nilai Islam dan kepada siapakah loyalitas
mereka akan diberikan. Permasalahan selanjutnya adalah maraknya fenomena bid’ah
yang pada saat ini mampu menyibukkan kaum muslimin. Mereka menuduh dengan
sporadis tentang suatu amalan yang asing bagi kalangan tertentu sehingga
menyebut kalangan lain yang melakukan amalan tersebut tanpa ada peninjauan,
kajian, analisis, pencocokan dengan landasan syariat dan secara mudah
membid’ahkan yang lain bahkan mengkafirkannya. Akhirnya yang dituntung untuk
kaum muda adalah belajar agama Islam terlebih dahulu sebelum berani memberi
fatwa dan menentukan hukum.
BAB
3 Fenomena Keporak-porandakan Negeri Islam
Ada
beberapa factor yang memicu lahirnya keporak-porandakan di negeri islam, yaitu
sebagai berikut:
1. Orientasi
Massal Abaikan Pembinaan
2. Perhatian
Berlebih terhadap Slogan
3. Perhatian
lebih terhadap Kuantitas
4. Orientasi
Kemiliteran
5. Keterbukaan
dalam Segala Hal
6. Tiadanya
Kesadaran Politik
7. Jalan
Pintas
8. Lemahnya
Aspek Pendidikan
9. Tersebarnya
Ghibah dan Namimah
10. Lemahnya
Kepercayaan kepada Pemimpin
11. Munculnya
Sentral Kekuatan dalam Tatanan
Salah
satu faktor yang melahirkan perbedaan dan perselisihan yang mengakibatkan
kehancuran adalah kegagalan gerakan dalam menangani masalah yang urgen atau
kekalahannya bertempur. Telah terjadi kehancuran yang harus dibayar mahal oleh
gerakan, bak dengan para tokoh maupun pemudanya. Awalnya saling mencela,
menuduh, mengkritik dan saling melukai perasaan. Akhirnya lanjut hingga saling
mendengki. Kemudian mucullah keporak-porandakan barisan dalam tatanan (Qaidah) maupun pemimpin (Qiyadah) secara bersamaan. Nudzubillah hi mindzalik
BAB
4 Bagaimana Menjaga Bangunan Dakwah?
1. Tegakkan
Bangunan di Atas Landasan Takwa kepada Allah SWT (QS. At-Taubah: 109),
membangkitkan ataupun meningkatkan ketakwaan kepada Allah akan menjadi pintu
yang strategis manakala menerapkan point-point berikut:
·
Ihsan
·
Shaum
·
Zikrullah
Takwa
adalah benteng pertahanan baik bagi individu maupun jamaah, dan merupakan
factor penyebab keberhasilan sebuah aktivitas dan cahaya yang menerangi cara pandang
dan pola pikir, juga merupakan sebuah
kekuatan yang dengan itu mampu dengan ringan menjauhi kemaksiatan dan syubhat
apalagi tindakan keji dan merusak.
2. Kukuhkan
Ukhuwah Karena Allah
3. Bangunlah
Fondasi Saling Wasiat dalam Kebenaran
·
Kebenaran berada di atas
segala-galanya dan semua orang harus tunduk dihadapannya, baik anggota maupun
pimpinan (Q.S Al-Ahzab: 36)
·
Semua orang sejajar di
hadapan kebenaran, baik anggota maupun pemimpin, bawahan maupun atasan
·
Pemimpin berhak
melakukan ijtihad tentang sesuatu yang tidak ada teks dalil syariatnya
·
Para individu hendaknya
saling menasihati sesamanya, begitu pula pemimpin
·
Penegakan amar ma’ruf
nahi mungkar dalam syariat Islam hanya ditujukan terhadap semua kemungkaran
yang tidak diperselisihkan dan tidak boleh ditegakkan terhadap masalah
ijtihadiyah
·
Dalam menegakkan
tradisi nasihat-menasihati dan amar ma’ruf nahi mungkar hendaknya diperhatikan
syarat-syarat syar’I, antara lain:
1. Mencari
kejelasan dan kebenaran berita sebelum memulai langkah mengkritik atau
menasihati.
2. Memeriksa
tujuan, hendaknya seorang yang ingin menasihati, seyogyanya memeriksa motivasi
yang mendorongnya ingin melakukan hal tersebut, untuk menghindari nafsu, iri
hati, dan penyakit hati yang keji lainnya.
3. Memperhatikan
cara.
·
Tidak mengenal
kemungkaran dengan cara yang tidak syar’i
4.
Tegakkan Tradisi Syura
5.
Menjalin Hubungan Karena Cinta dan Kasih Sayang
6.
Tegakkan Landasan Sukarela dalam Bekerja
7.
Sungguh-Sungguh dalam Menjaga Nilai-Nilai Syariat dan Dakwah
8.
Bangungan Penguasaan dan Pemahaman
9. Strategi dan Organisasi
10.
Perhatikan Kelengkapan dan Keseimbangan
Demikianlah hasil resume yang didapat dari buku fathi yakan, semoga bermanfaat ;)
Syukron katsiir ^^
BalasHapus