Sabtu, 07 Maret 2015

SEPUCUK ASA UNTUK BANGSA



SEPUCUK ASA UNTUK BANGSA
Oleh: Ahmad Roki Robbani



Wahai Pejuang..
Ada satu berita yang telah kita ketahui bersama, berita itu ada dan tetap ada dalam goresan besar pohon sejarah, dimana akarnya mengingatkan kita akan kuatnya perjuangan dan pengorbanan kakek dan nenek kita, para pejuang bangsa. Dimana batangnya kokoh menjulang keatas dan tegar menahan berbagai macam sebab yang ingin meruntuhkannya, ia seperti kekuatan tekad yang bulat dalam mempertahankan keutuhan NKRI. Dimana rantingnya yang senantiasa memanjang melebarkan segala potensi yang dimilikinya, dimana daunnya yang hijau dan segar mengingatkan kita para pewaris bangsa yang selalu aktif dan produktif untuk bermanfaat, disisi lain daun itu menjadi sumber kekuatan untuk menjalani rantai peradaban sebuah bangsa. Bunganya nan cantik memancarkan keanggunan dan kharismatik indah budaya kita. Buahnya yang merah selalu kita banggakan sebagai pertanda kejayaan dan kemakmuran sumber dayanya.
Duhai Pejuang tahukah engkau berita itu? Ya, itu adalah berita tentang negeri kita, nusantara kita, sebuah pohon peradaban Indonesia. Mungkin kita semua sudah tahu atas apa yang terjadi pada pohon tersebut. Buahnya banyak yang terjatuh sia-sia dan membusuk, ada yang diambil tanpa izin oleh pihak-pihak yang menginginkannya, ada yang tak utuh dimakan ulat yang mendiaminya. daunnya kini mulai banyak yang jatuh berguguran, mungkin tidak semua tapi sudah mulai menguning dan layu. Rantingnya sangat mudah terjatuh walau hanya diterpa angin sepoi nan mendayu. Batangnya kini mulai lapuk karena tekad yang mulai meluntur. Serta akarnya yang tak bisa banyak menyerap nutrisi karena keringnya semangat para pejuang dan hilangnya pengorbanan tulus dari mereka yang ‘katanya’ pahlawan. Bahkan jati diri bangsa mulai tergerus, terkikis, menepis dihantam derasnya arus dunia.
Mari sejenak kita dengarkan rintih pohon nusantara kita. Sekarang dan kedepan kita semua akan dihadapkan oleh berbagai macam pilihan, bagai menggenggam sebongkah emas ditangan kanan dan bara api di tangan kiri. Sebuah kejayaan yang gemilang atau semua kehancuran yang menghinakan. Beberapa periode perjalanan bangsa semenjak kemerdekaan dikumandangkan, rakyat bangsa indonesia telah menggunakan berbagai macam pupuk untuk menyelamatkan dan menyuburkan pohonnya. Bahkan sempat rela mencangkok bagian pohon ini demi harapandan cita-cita yang lebih baik kedepan.
Jika kita menceritakan ada macam daun yang layu dan menguning. Maka akan kita kabarkan sebuah daun hijau nan segar yang senatiasa berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan bangsanya. Tahukah kalian siapakah daun yang hijau dan segar tersebut? Mereka adalah para intelektual muda para mahasiswa dan rakyat yang gigih berjuang demi memakmurkan bangsa dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Mereka rela berkoban dengan waktunya dan dengan harapan kedua orangtua dipundaknya untuk menjadi seseorang yang bermanfaat dan berpengaruh pada aktivitas positif orang banyak. Mereka selalu memegang keimanan dan idealisme sebagai unsur terpenting dalam menjalani harinya.
Kita sama-sama menantikan bersama para daun hijau dan segar itu untuk tetap berkarya dan berkonstribusi, karena para daun hijau dan segar itu tahu makna sebuah kalimat yang diucapkan oleh salah satu ayahanda-nya “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ”Tuhan tidak merubah nasib sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno). Karena kelak kita danmereka akan merubah nasib bangsa ke arah yang lebih baik. Karena kita semua para pejuang.

0 komentar:

Posting Komentar