SEPUCUK
ASA UNTUK BANGSA
Oleh:
Ahmad Roki Robbani
Wahai Pejuang..
Ada
satu berita yang telah kita ketahui bersama, berita itu ada dan tetap ada dalam
goresan besar pohon sejarah, dimana akarnya mengingatkan kita akan kuatnya
perjuangan dan pengorbanan kakek dan nenek kita, para pejuang bangsa. Dimana
batangnya kokoh menjulang keatas dan tegar menahan berbagai macam sebab yang
ingin meruntuhkannya, ia seperti kekuatan tekad yang bulat dalam mempertahankan
keutuhan NKRI. Dimana rantingnya yang senantiasa memanjang melebarkan segala
potensi yang dimilikinya, dimana daunnya yang hijau dan segar mengingatkan kita
para pewaris bangsa yang selalu aktif dan produktif untuk bermanfaat, disisi
lain daun itu menjadi sumber kekuatan untuk menjalani rantai peradaban sebuah
bangsa. Bunganya nan cantik memancarkan keanggunan dan kharismatik indah budaya
kita. Buahnya yang merah selalu kita banggakan sebagai pertanda kejayaan dan
kemakmuran sumber dayanya.
Duhai
Pejuang tahukah engkau berita itu? Ya, itu adalah berita tentang negeri kita,
nusantara kita, sebuah pohon peradaban Indonesia. Mungkin kita semua sudah tahu
atas apa yang terjadi pada pohon tersebut. Buahnya banyak yang terjatuh sia-sia
dan membusuk, ada yang diambil tanpa izin oleh pihak-pihak yang
menginginkannya, ada yang tak utuh dimakan ulat yang mendiaminya. daunnya kini
mulai banyak yang jatuh berguguran, mungkin tidak semua tapi sudah mulai
menguning dan layu. Rantingnya sangat mudah terjatuh walau hanya diterpa angin
sepoi nan mendayu. Batangnya kini mulai lapuk karena tekad yang mulai meluntur.
Serta akarnya yang tak bisa banyak menyerap nutrisi karena keringnya semangat
para pejuang dan hilangnya pengorbanan tulus dari mereka yang ‘katanya’
pahlawan. Bahkan jati diri bangsa mulai tergerus, terkikis, menepis dihantam
derasnya arus dunia.
Mari
sejenak kita dengarkan rintih pohon nusantara kita. Sekarang dan kedepan kita
semua akan dihadapkan oleh berbagai macam pilihan, bagai menggenggam sebongkah
emas ditangan kanan dan bara api di tangan kiri. Sebuah kejayaan yang gemilang
atau semua kehancuran yang menghinakan. Beberapa periode perjalanan bangsa
semenjak kemerdekaan dikumandangkan, rakyat bangsa indonesia telah menggunakan
berbagai macam pupuk untuk menyelamatkan dan menyuburkan pohonnya. Bahkan
sempat rela mencangkok bagian pohon ini demi harapandan cita-cita yang lebih baik
kedepan.
Jika kita
menceritakan ada macam daun yang layu dan menguning. Maka akan kita kabarkan
sebuah daun hijau nan segar yang senatiasa berjuang untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsanya. Tahukah kalian siapakah daun yang hijau dan segar
tersebut? Mereka adalah para intelektual muda para mahasiswa dan rakyat yang
gigih berjuang demi memakmurkan bangsa dan bermanfaat bagi kehidupan orang
banyak. Mereka rela berkoban dengan waktunya dan dengan harapan kedua orangtua
dipundaknya untuk menjadi seseorang yang bermanfaat dan berpengaruh pada
aktivitas positif orang banyak. Mereka selalu memegang keimanan dan idealisme
sebagai unsur terpenting dalam menjalani harinya.
Kita
sama-sama menantikan bersama para daun hijau dan segar itu untuk tetap berkarya
dan berkonstribusi, karena para daun hijau dan segar itu tahu makna sebuah
kalimat yang diucapkan oleh salah satu ayahanda-nya “Firman Tuhan inilah
gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma
bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ”Tuhan tidak merubah nasib sesuatu
bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung
Karno). Karena kelak kita danmereka akan merubah nasib bangsa ke arah yang
lebih baik. Karena kita semua para pejuang.
0 komentar:
Posting Komentar